Senin, 20 April 2009

Al-Quran Sebagai Pedoman HIdup

AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP

Dalam Q.S Yunus:108 Allah berfirman yang artinya,
Katakanlah: "Hai manusia, Sesungguhnya teIah datang kepadamu kebenaran (Al Quran) dari Tuhanmu, sebab itu barangsiapa yang mendapat petunjuk Maka Sesungguhnya (petunjuk itu) untuk kebaikan dirinya sendiri. dan barangsiapa yang sesat, Maka Sesungguhnya kesesatannya itu mencelakakan dirinya sendiri. dan Aku bukanlah seorang Penjaga terhadap dirimu".

Itulah yang diterangkan Allah kepada kita, bahwa Al-Qur'an tidak ada keraguan didalamnya sebagai petunjuk untuk kita bertakwa kepada Allah dan menjalankan segala perintah-Nya, yaitu untuk kita yang beriman kepada yang ghaib dan Al-Qur’an juga sebagai petunjuk untuk mendirikan sholat dan menafkahkan sebagian rizki yang Allah berikan kepada kita agar kita beruntung di dunia dan akhirat nanti. Dengan demikian apabila kita maumenjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk Allah untuk mengerjakan segala perintahnya, maka yang demikian itu tentu orang – orang yang mendapat petunjuk dari sisi Allah karena tiada keraguan di dalamnya, Allah sendiri telah menerangkan dalam ayat-ayatnya, diantaranya adalah:
وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (٢٣)
Artinya “Dan jika kamu ragu terhadap Al Quran yang telah kamu turunkan kepada hamba kami, maka buatlah satu surat seperti yang telah kami terangkan dalam Al Quran dan panggillah saksi-saksimu sebagai penolongmu selain Allah jika kamu orang-orang yang benar”. (QS. Al Baqoroh : 23)



Wahai saudaraku yang mudah-mudahan dimuliakan Allah
Janganlah kita mencampuradukkan yang hak dengan yang batil yaitu kita mempersamakan petunjuk Allah yang hak dengan petunjuk yang lain. karena seorangpun tidak ada yang mengetahui apa yang di kehendaki Allah dalam mengerjakan perintahnya kecuali Allah sendiri. Maka jika Allah tidak memberi petunjuk kepada kita niscaya kita akan menemui kesalahan dan kesulitan dalam mengerjakan perintah-Nya. Sebenarnya manusia dapat berbuat sesuatu dengan benar dengan kemampuanya sendiri karena ia diberi panca indera dan otak tapi bagaimanapun mereka berusaha untuk memberi petunjuk kepada manusia menuju keputusan yang benar ,suatu ketika mereka akan mengalami kesalahan ,karena bagaimanapun keadaannya petunjuk Allah SWT. selalu dibutuhkan. Al-quran menurut bahasa adalah Bacaan. Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepad nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril yang disampaikan kepada umatnya. Barang siapa yang membaca dan memahaminya maka akan mendapat pahala dari Allah SWT. oleh karena itu dianjurkan bagi setiap muslim laki-laki atau perempuan harus membacanya setiap hari ,tapi ternyata realita yang kita lihat zaman sekarang tidaklah demikian Koran ternyata lebih ampuh menyedot masyarakat kita untuk tiap hari duduk manis sambil menikmati kabar dunia melalui, sedang Al-Qur’an hanya dibuat sebgai asesoris dalam sebuah lemari kondisi demikian sangatlah memprihatinkan ternyata masih banyak saudara kita yang belum menyadari akan letak pentingnya Al-Qur’an sehingga kita tidak mampu membedakan antara Qur’an dan koran padahal telah kita ketahui bahwa koran hanyalah sebuah berita dunia tapi Qur’an tetap berita dunia akhirat.
Di dalam Al-Qur’an terdapat tiga fungsi Utama bagi manusia:
1. Sebagai Hudan yaitu sebagai petunjuk yang menuntut manusia menuju keselamatan lahir dan batin keselamatan dan kesejahteraan hidup didunia dan akhirat.
ذَلِكَ الْكِتَابُ لا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ (٢)
Artinya: Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (QS Al-baqarah:2).

2. Sebagai Bayyinah yang berarti berbagai penjelasan mengenai petunjuk baik penjelasan tentang berbagai perbuatan makanan, minuman dan segala tindakan fisik dan bisikan hati yang haram dan halal, nasehat, hukum dan berbagai cara jalan hidup menuju keselamatan.
وَلَقَدْ جِئْنَاهُمْ بِكِتَابٍ فَصَّلْنَاهُ عَلَى عِلْمٍ هُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ (٥٢)
Artinya:. Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Al Quran) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami; menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.(Qs Al-a’raf:52)

3. Sebagai Al-furqon artinya yang membedakan dua hal.yaitu,yang membedakan dan menguraikan antara yang benar dan yang salah yang halal dan haram.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ (١٧٢)
Artinya : Yang demikian itu adalah karena Allah telah menurunkan Al Kitab dengan membawa kebenaran; dan sesungguhnya orang-orang yang berselisih tentang (kebenaran) Al Kitab itu, benar-benar dalam penyimpangan yang jauh (dari kebenaran).(Qs Al-baqarah:172).

Dari tiga fungsi utama tersebut maka jelas bahwa Al-Qur’an diturunkan sebagai pedoman hidup petunjuk bagi manusia untuk menuju jalan keselamatan di dunia maupun di akhirat. Sering kita jumpai orang keliru menilai Al-Qur’an ,Al-Quran dianggap kitab yang mengandung setiap teori ilmiah, oleh karena itu setiap ada penemuan baru dalam bidang ilmu, ia segera mengutip Ayat Al-Qur’an kemudian mentakwilkanya dengan cara menyesuaikan penafsiranya dengan penemuan baru dalam bidang ilmiah tersebut. Pokok kekeliruan terletak pada sifat teori ilmiah yang kebenarannya bersifat relatif ,padahal kebenaran Al-Qur’an bersifat mutlak. Alquran bukanlah kitab ilmiah melainkan kitab akidah dan hidayah yang mengajak dialog dengan hati nurani sehingga hiduplah faktor-faktor perkembangan serta motif-motif yang mendorong kepada kebajikan dan keutamaan hidup. Sedang letak mu’jizat Al-Qur’an dalam bidang ilmiah ada pada perintahnya yang tegas kepada umat manusia untuk berpikir membaca ayat-ayat Tuhan dialam semesta ini. Al-quran meletakkan yang benar dan dan shahaih tentang alam ini sebagai jalan teragung untuk meraih iman kepada Allah. Al-quran memerintahkan manusia untuk memikirkan kejadian alam semesta ini sampai pada kesimpulan bahwa segala yang diciptakan Allah tidaklah sia-sia.

Wahai saudaraku yang mudah-mudahan dimuliakan Allah
Apabila seseorang telah mengakui dua kalimat syahadat “Asyhadu Alla Ilaha Illallah Wa Asyhaduanna Muhammadar Rasulallah” Berartilah bahwa ia telah menerima waris dan diakuilah ia sebagai umat Muhammad. terpilihlah ia sebagai hamba Allah di dunia ini sebagai penerima waris Al-kitab.Tetapi setelah kitab diterima mereka sebagai penerima waris yang kekal “lalu dia diantara mereka ada yang dzalim dan diantara mereka ada yang cermat dan diantara mereka juga ada yang mendahului berbuat kebajikan dengan izin Allah. Maksud dari ungkapan diatas adalah, yang dzalim ialah yang mengambil Al-Qur’an tetapi tidak mengamalkanya ,yang cermat ialah yang mengamalkanya dan yang mendahului ialah yang mengambil A-Quran untuk di amalkan dan mengajak pula kepada orang lain supaya mengamalkanya, itu dinamakan Al-Kamilul Mukammil (sempurna lagi menyempurnakan).
Disebutkan dalam sunnah nabi bahwa membaca Al-Qur’an itu sendiri merupakan ibadah yang paling baik dimana seorang muslim yang membacanya akan mendapat pahala yang besar dan menjadi dekat dengan Allah.Nabi Muhammad SAW menceritakan dalam banyak contoh yang lain tentang besarnya pahala yang diterima dari membaca Al-Qur’an , Imam Ahmad bin Hambal r.a. meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., dia berkata, "Rasulullah saw. Menemui Ubai bin Ka'ab, namun dia sedang shalat. Rasul berkata, `Hai Ubai.' Maka Ubai melirik, namun tidak menyahut. Nabi berkata, `Hai Ubai!' Lalu Ubai mempercepat shalatnya, kemudian beranjak menemui Rasulullah saw. Sambil berkata, `Asalamu'alaika, ya Rasulullah.' Rasul menjawab, `Wa'alaikassalam. Hai Ubai, mengapa kamu tidak menjawab ketika kupanggil?' Ubai menjawab, `Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku sedang shalat.' Nabi bersabda, `Apakah kamu tidak menemukan dalam ayat yang diwahyukan Allah Ta'ala kepadaku yang menyatakan, `Penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila menyeru kamu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu.' (al-Anfal:24) Ubai menjawab, `Ya Rasulullah, saya menemukan dan saya tidak akan mengulangi hal itu.' Rasul bersabda, `Sukakah kamu bila kuajari sebuah surat yang tidak diturunkan surat lain yang serupa dengannya di dalam Taurat, Injil, Zabur dan al-Furqan?' Ubai menjawab, `Saya suka, wahai Rasulullah.' Rasulullah saw. Bersabda, `Sesungguhnya aku tidak mau keluar dari pintu ini sebelum aku mengajarkannya.' Ubai berkata, `Kemudian Rasulullah memegang tanganku sambil bercerita kepadaku. Saya memperlambat jalan karena khawatir beliau akan sampai di pintu sebelum menuntaskan pembicaraannya. Ketika kami sudah mendekati pintu, aku berkata, `Ya Rasulullah, surat apakah yang janjikan itu?' Beliau bertanya, `Apa yang kamu baca dalam shalat?' Ubai berkata, `Maka aku membacakan Ummul-Qur'an kepada beliau.'
Beliau bersabda, `Demi yang jiwaku dalam genggaman-Nya, Allah tidak menurunkan surat yang setara dengan itu baik dalam Taurat, Injil, Zabur, maupun al-Furqan. Ia merupakan tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang.'
"Muslim meriwayatkan dalam sahihnya dan Nasa'I meriwayatkan dalam sunannya dengan sanad dari Ibnu, dia berkata, "Suatu ketika Rasulullah saw. (sedang duduk) dan di sisinya ada Jibril. Tiba-tiba jibril mendengar suara dari atas. Maka dia mengarahkan pandangannya ke langit, lalu berkata, `Inilah pintu langit dibukakan, padahal sebelumnya tidak pernah.' Ibnu Abbas berkata, "Gembirakanlah (umatmu) dengan dua cahaya. Sungguh keduanya diberikan kepadamu dan tidak pernah diberikan kepada seorang nabi pun sebelummu, yaitu Fatihatul-Kitab dan beberapa ayat terakhir surat al-Baqarah. Tidakkah Anda membaca satu hurufpun darinya melainkan Anda akan diberi (pahalanya).'"

Wahai sudaraku yang mudah-mudahan dimuliakan Allah
Tiada kata yang pantas diucapkan untuk mengakhiri pidato yang sederhana ini kecuali sebuah harapan kepada kita semua untuk kembali pada semangat dan jiwa Al-Qur’an dan menjadikanya sebagai falsafah hidup serta berusaha setip saat untuk berpegang kepadanya terus menerus.






DAFTAR PUSTAKA

Pramono, Kebenaran al-Qur'an, Jakarta, Al-Mu’min, 2003
Depag, Pendidikan Islam, Jakarta, Lubuk Agung, 1995
S. Praja, Juhaya, Tafsir Hikmah, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2000
Hamka, Tafsir Al-Azhar, Jakarta, PT. Pustaka Panjimas.tt

DAFTAR PUSTAKA

4 komentar: